
“Manusia tidak pernah puas. Kalau mereka punya sedikit, mereka ingin lebih. Kalau mereka punya banyak, mereka tetap ingin lebih. Begitu mereka punya lebih banyak, mereka berharap bisa bahagia dengan sedikit barang, tapi tidak pernah mampu berusaha berubah.”
-Paulo Coelho, Sang Pemenang Berdiri Sendiri (hal.60)
Sang Pemenang Berdiri Sendiri, sebuah novel memukau yang ditulis Paulo Coelho pada Tahun 2008. Novel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Portugis dengan judul O Vencedor está Só. Saya membaca edisi sebelasnya dalam Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Februari 2025. Novel setebal 468 halaman ini menyuguhkan cerita pembunuhan yang menegangkan di tengah pergelaran festival super mewah di Cannes, Prancis selatan.
Festival Film Cannes tidak asing bagi banyak diantara kita. Lewat novel ini, Paulo Coelho membawa kita ke festival film bergengsi itu. Tapi jauh dari ekspektasi saya, novel ini tidak banyak bercerita tentang deretan film-film terbaik yang mungkin bisa menggoda saya untuk membuat daftar film-film yang perlu saya tonton. Sebaliknya, novel ini menyuguhkan Cannes yang penuh keglamoran. Disana berkumpul para kaum superclass yang ambisius dan kesepian serta para talenta dunia perfilm dan fashion yang sedang berburu peluang-peluang sukses.
Diantara kaum super elite yang mengunjungi Festival Film Cannes, ada Igor, seorang pengusaha ponsel terbesar di Rusia. Ia datang untuk menarik perhatian Ewa, mantan istrinya yang belakangan membuka butik. Ewa meninggalkan Igor dan menikahi Hamid Hussein, seorang perancang busana terkemuka dari Timur Tengah. Hamid Hussein sedang mengembangkan sayapnya di dunia perfilman. Ia telah merekrut seorang sutradara dan seorang aktor terkenal untuk proyeknya.
Orang-orang superclass itu kemudian terhubung ke beberapa orang di kelas yang lebih bawah, seperti Gabriella, yang beruntung direkrut untuk proyek film Hamid Hussein. Sayangnya, ia dibuat kecewa karena bukan bakat yang menjadi pertimbangan utama perekrutannya. Ia malah harus mengganti nama dan berpura-pura menjadi pasangan sang bintang. Hamid Hussein tidak terlalu mengenal Gabrielle, ia lebih mengincar Yasmine, seorang model berbakat yang ia anggap tepat mewakili karakter busana-busana rancangannya. Peristiwa pembunuhan di Cannes kemudian mengijinkan kita berkenalan dengan Savoy, detektif kriminal yang ingin menjadi tenar dengan memecahkan kasus-kasus itu.
Ketegangan sudah terasa sejak awal cerita, manakala kita diperkenalkan pada Igor yang berencana menghancurkan satu dunia untuk memberi pesan pada Ewa yang amat dicintainya. Olivia, seorang gadis pedagang kerajinan tangan di trotoar menjadi korban pertama Igor. Kematiannya sungguh membuat saya sedih. Ia disuguhi cerita katak dalam air mendidih oleh Igor. Dalam kepolosannya ia tak menyadari bahwa ia adalah sang katak dalam perumpamaan yang disampaikan pembunuhnya. Kematian gadis polos itu terus diulang sepanjang novel dan membuat saya selalu tegang dengan metode-metode pembunuhan yang dipilih Igor dan berharap siapapun yang dekat dengan pebisnis Rusia ini bisa selamat dari kematian. Di akhir cerita kita akan tahu siapa yang akan meraih mimpi-mimpinya, mana mimpi yang menjadi milik kita dan mana yang bukan. Kita juga akan melihat, apakah sang pemenang berdiri sendiri.
Sama seperti novel-novel Paulo Coelho yang pernah saya baca, Sang Pemenang Berdiri Sendiri juga mengajak kita untuk berefleksi terhadap kehidupan manusia di bumi. Ada berbagai cerita kitab suci dan cerita kebijaksanaan yang juga ikut disematkan untuk memperdalam refleksi. Buku ini secara khusus mengajak kita melihat bagaimana manusia mengejar mimpi-mimpinya. Novel ini sungguh menggambarkan keriuhan dunia dan manusia yang berlomba mendapatkan kesempatan demi kesempatan untuk menjadi kaya dan populer. Dunia yang gemerlap selalu menggoda banyak orang. Ketika kita masuk ke dalamnya, jati diri, hati nurani, dan kemurnian tujuan kita akan diuji. Ada mimpi-mimpi yang bukan milik kita. Dalam perjalanan mengejar mimpi, kita harus bisa bijak melihat, apa yang benar-benar penting dalam kehidupan kita dan apa saja yang layak kita perjuangkan.